Minggu, 16 Februari 2014

SYAIR DAN PUISI 2

Oleh : Mudji Isa


EVOLUSI

Dua ribu tahun yang lalu
Aku di sini dan berkata “Emas dan perak tak ada padaku”
Kami saling bersatu, bahu membahu
Saling mengasihi seorang akan yang lain
Dan mujizat dinyatakan

Seribu  tahun yang lalu
Aku menjadi bengis
Kuangkat pedang, tombak dan kurentangkan busur
Kuhancurkan apa yang menentangku
Semua harus mengikutiku

Lima ratus tahun lalu
Aku terpecah belah
Aku terbagi-bagi
Tiap-tiap bagianku mencari kebenaran sendiri
Menunjukkan kebenaran
Kebenaran yang saling bertentangan


Hari ini, di sini
Aku berdiri dengan pilih kasih
Bukan apa, tapi siapa yang kudengar
Tak sanggup lagi berkata “Emas dan perak tak ada padaku”
Karena emas dan perak sudah tertimbun
Magelang, 31 Desember 2010



SUNYI SENYAP

Malam kudus sunyi senyap
Sesunyi hatiku
Sesenyap jiwaku
                                    Magelang, 25 Desember 2003


JUM’AT AGUNG

Darah menetes darah
Ia tetap melangkah
Demi manusia-manusia hina
            Darah menetes darah
            Ia tak pernah salah
            Menjadi noda gantikan kita
Darah menetes darah
Berakhir di Golgota
            Mojokerto, 6 April 2012


BELUM MERDEKA

Di keremangan malam di bawah terik matahari
Hutan dan rimba sudah tak nampak lagi
Desing peluru sudah tak terdengar lagi
Tapi ada satu tanya dalam hati
Sudahkah Indonesia merdeka?

Negri ini kaya raya
Tapi kami harus merengek meminta-minta
Kepada anjing-anjing bangsa asing
Merintih perih tak terperi

Kami menangis di negri sendiri
Kami diperbudak ditanah moyang kami
VOC dan NIPON telah pergi
Tapi kini negri kami dibagi-bagi

Bangsaku rakyatku masih terbelenggu
Oleh tangan-tangan yang tak tahu malu
Indonesia belum merdeka
Mojokerto, 11 November 2012

AYUB

Lelaki hina berselimut kabut
Tubuh penuh luka tidur beralas debu
Berharap pagi segera tiba
Saat fajar merekah
Tiada kawan, tiada saudara
Berteman kesepian

Lelaki diam tanpa air mata
Bibir mengering tenggorokan tersumbat
Di dalam hati hanya berdoa
Memohon ampunanNya
Kedalam tanganMu, kuserahkan nyamaku
Jadilah kehendakMu

Si Ayub rebah di tanah merekah
Ia tak bersalah
Tuhanpun datang hentikan derita
Pulihkan kehidupan semula
Magelang, 2008

BIMBANG

Di dalam gelap kita cari
Di dalam pengap kita berharap
Cahaya datang kita bimbang
Tak terbiasa hidup dalam terang
Kebenaran yang telah datang
Tak dapat diterima manusia

Setiap insan menginginkan
Kebahagiaan tanpa nestapa
Setiap hati mengharapkan
Kemerdekaan dan kedamaian
Namun sayang manusia
Tak mau terima cahaya

Setiap mahluk di alam ini
Alami kelahiran dan mati
Setiap mahluk di alam ini
Tuaian itu yang terjadi
Magelang, 2011

NATALIA

Dalam sepiku Tuhan kirim dirimu
Untuk terangi gelap dalam jiwaku
Dalam derita kita selalu bersama
Jalani hidup suka dan duka

Terkadang hujan badai datang melanda
Terkadang riang tertawa bahagia
Walaupun adat coba pisahkan kita
Tetapi Tuhan beserta kita

Natalia kau tulang rusukku
Yang telah kutemukan
Kita akan hidup bersama
Sampai maut memisahkan kita
Mojokerto, 1 April 2012



TAK CUKUP SEIMAN

Kuturuti  kata pendeta “cari jodoh yang seiman”
Walaupun Yesus tak pernah mengatakannya

Kami sama-sama ke gereja
Memuji Tuhan yang maha kuasa
Yang telah mempersatukan rasa kasih yang mesra

Tapi apa yang disatukan Allah diceraikan manusia
Adat yang berbeda
Suku yang berbeda
Kasta yang berbeda

Seorang ayah tak akan menyerahkan anak gadisnya
Pada laki-laki yang  tak disukainya
Karena laki-laki itu berbeda
Walau kasih Tuhan yang menyatukan
Manusia tetap menceraikannya
Mojokerto, 12 November 2012

BOS

Di dalam gereja
Ia berkata sambil tersenyum bahagia
“Haleluya, Tuhan itu baik
Tuhan memberkati usaha saya”
Dipersembahkannya hartanya yang melimpah
Namanya tercatat dalam warta jemaat

Di pabriknya
Para buruh mengeluh
Nasinya diambil, susu anaknya dirampas
Tenaganya dikuras
Menerima cacian dan makian

Dan ia tetap berkata “Haleluya”
Mojokerto, 12 November 2012



BENCANA

Pagi ini gunung kelud meletus
Abu vulkanik menutupi tanah jawa
Setiap orang bertanya-tanya
Dengan banyaknya bencana alam di dunia
Apakah kesudahan zaman sudah dekat?

Mengapa hari-hari ini banyak bencana?
Gunung meletus, banjir, tsunami, gempa bumi
Tanah merekah, tanah yang mengeluarkan gas alam
Apakah karena banyaknya dosa manusia?
Apakah alam sudah terlalu tua?

Bukan..
Semata-mata bukan
Salomo pernah menulis “tidak ada yang baru di bawah matahari
Apa yang dikatakan baru sesungguhnya pernah ada dan akan ada lagi”
Bencana alam merupakan fenomena wajar
Merupakan peristiwa berulang selama jutaan tahun

Mengapa kini semakin banyak bencana?
Karena hari ini banyak media massa
Kita bisa melihat peristiwa di belahan bumi lain saat ini juga
Mangapa kita merasa dunia semakin tua?
Karena kita hidup hari ini
Kita ada sekarang bukan di masa lalu

Manusia hanya bisa menyadari
Bahwa Tuhan nyata adanya
Kita tak bisa lari kemanapun
Tak ada tempat yang aman di muka bumi
Hanya berserah pada sang pencipta alam ini
Hidup dalam lindunganNya
Mati adalah keuntungan
Mojokerto, 14 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar