Senin, 06 Juni 2022

#ceritamudji #6 - #10

 

#ceritamudji #6
~
Dani mengeluarkan secarik kertas yang tersimpan rapi dari dalam tasnya. Kertas tua yang sudah mulai menguning.

"Ini peninggalan Kakekku, kalian pasti memahaminya." Dani menyodorkan ke Jaya.

Jaya menerima kertas tersebut, Bejo mendekat. Mereka membuka dan memperhatikan apa yang terlulis.

Sesaat kemudian, mereka bertiga duduk santai di bebatuan. Sambil mendengarkan Dani bercerita panjang lebar. Jaya mengambil hp, memotret kertas Dani sebelum mengembalikan ke kepemiliknya.

#ceritamudji  #7
~
"Ayahku masih SD ketika peristiwa itu terjadi." Dani berusaha mengingat cerita sang ayah, sebab bukan dia yang mengalaminya. "Namanya Darmo, Kakekku Darsono.

Pak Darsono pulang agak larut malam, Darmo yang masih kelas 2 SD belum juga tidur dan ikut mendengarkan pembicaraan orang tua mereka.

"Bagaiamana hasil rapatnya pak?" Tanya bu Darsono.

"Keputusannya, kita bedol desa." Pak Darsono menjelaskan. "Satu desa akan transmigrasi ke luar pulau Jawa. Di sana masing-masing keluarga akan memperoleh rumah dengan tanah setengah hektar, dalam kawasan permukiman dan lahan pertanian dua hektar. Semuanya tetap sama baik nama desa, nama dusun, juga RT dan RW warganya sama persis. Hanya kecamatan dan kabupaten ikut yang di sana."

"Apa tidak ada pilihan lain pak?" Tanya Bu Darsono, "Bagaimana kalau kita pindah di desa lain, atau merantau ke kota saja. Asalkan tidak meninggalkan tanah Jawa."

Pak Darsono termenung sejenak. "Kita tidak memiliki uang untuk membeli tanah di desa lain, kalau ke kota dengan ijazah SD aku tak yakin bisa bertahan hidup, kakekku, buyutku, canggahku mereka petani. Dan pemerintah menjanjikan tanah yang lebih luas dari tanah kita sekarang."

"Ayah, boleh Darmo bertanya?" Darmo berusaha memahami permbicaraan orang tuannya.

"Tanyakan saja le." Sahut ayahnya.

"Kenapa warga desa harus pindah keluar jawa ayah."

"Desa kita akan dibangun sebuah bendungan besar sebagai pembangkit listrik, juga pengairan sawah. Namun di sini padat penduduk, sedangkan di luar jawa masih banyak tanah yang belum diolah. Sehingga pemerintah punya tujuan membangun  pertanian di pulau lain."

"Jadi, rumah kita ini akan ditenggelamkan?"

#ceritamudji  #8
~
Hari-hari menjadi sibuk, mulai persiapan, penyuluhan kader pertanian, kader kesehatan. Hingga hari yang ditentukan tiba, Darmo hanya bermain-main dengan rekan sebaya, mereka tahu akan pergi meninggalkan tanah leluhur namun tak tahu kegelisahan hati orang tua mereka. Ada yang membawa segenggam tanah dan sebotol air sumur, yang kelak akan di tabur dan disiramkan di tanah yang baru.

Rombongan berangkat dengan menggunakan kapal perang menyebrangi lautan, sambil diiringi sebuah lagu :

Deru suara mesin kapal
Diiringi generciknya ombak
Di tengah samudra nan amat luas
Iringi kepergian ratusan jiwa

Sebuah pulau yang masih sepi
Sambut kedatangan mereka
Hutan terbentang sangat menantang
Untuk dijadikan sebuah desa

Transmigran itulah tugasmu
Sibak belukar bangunlah desamu
Transmigran tingkatkan hisupmu
Demi nasib anak dan cucumu


#ceritamudji  #9
~
Hari berhanti bulan, bulan berganti tahun, tahun berganti generasi. Generasi pak Darsono telah banyak yang pulang menghadap sang pencipta, Darmo tak pernah lagi menginjak tanah jawa. Masa kecilnya tinggal kenangan, dia hanya bisa menceritakan kenangan tanah jawa ke pada Dani putranya yang kini beranjak dewasa."

"Tunggu, sepetinya aku kenal lagu yang kamu nayanyikan Dani." Kata Bejo. "Yang intronya mi mi fa mi re mi."

"MST." Sahut Jaya.

"Ya benar. Kalian tahu juga? Bukankah itu lagu lama" Tanya Dani.

"Saat MST meninggal lagu tersebut dinyanyikan oleh anak-anaknya." Jawab Jaya.

"Apakah anak-anaknya juga jadi musisi?"

"Tidak semuanya, anak pertama jadi Bassist dan penulis, anak kedua jadi pelukis hebat serta punya podcast horor yang terkenal yaitu CeriT, anak ketiga jadi ahli dibidang bahasa-bahasa kitab kuno, sedangkan yang bungsu adalah pendiri  dan pemilik MTO MovieTown."

#ceritamudji  #10
~
Matahari agak condong ke barat saat tiga pemuda melangkahkan kaki. Mereka sudah sepakat mengantarkan Dani ke tanah leluhurnya. Sebuah jalan setapak berada di pinggir hutan lebat.

"Dani, kenapa kalian tidak membuat jalan setapak yang menerobos hutan." Tanya Bejo. "Kalau kulihat di peta, desa kalian segaris dengan pelabuhan, kalau ada jalan menerobos hutan, maka kita akan menghemat setengah perjalanan."

"Sejak aku kecil tak ada yang boleh masuk hutan, kami harus mengambil jalan melingkar." Dani menerangkan. "Sebab disamping kita adalah hutan larangan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar