Dauri seorang yang saleh
Ia bergaul akrab dengan Allah
Seorang pelayan altar yang setia
Selalu baca kitab suci, doa tiap hari
Di pagi yang cerah seusai berdoa,
seorang janda tuna karya mengetuk pintunya
“Nak, berilah saya pinjaman untuk beli
beras sebab anakku belum makan.”
Dengan santun ia menjawab
“Maaf ibu, uang saya sudah tidak ada
yang tersisa. Sudah saya belanjakan untuk makanan sehari-hari. Ini tinggal
perpuluhan yang tak boleh dilanggar dan harus dipersembahkan untuk Tuhan. Saya
berdoa supaya Tuhan memberkati Ibu dan anak ibu.”
Hari berlalu, tanah masih basah karena
hujan semalam
Dauri mengenakan pakaian rapi hendak
keluar dari rumah
Bapak Rtpun datang
“Pak Dauri, karena hujan badai tadi
malam rumah pak Dani roboh. Hari ini kita akan bergotong royong membersihkan
reruntuhannya.”
Dauri mengunci pintu dari luar
“Pak RT, sampaikan kepada yang lain.
Saya hari ini ada pelayanan, sudah latihan dan tidak boleh terlambat. Sesudah
ibadah kami ada rapat, siangnya doa pelayan altar. Jadi saya tidak bisa
membantu, namun saya berjanji akan mendoakan pak Dani.”
Minggu berlalu, malam telah larut
Handphone berbunyi
Dauri segera meluncur ke sebuah rumah
yang cukup jauh
Seorang bocah kesurupan, Dauri
menumpangkan tangan
“Dalam nama Yesus.”
Setanpun pergi
Bulan berlalu,
Dauri menyembuhkan orang sakit Dalam
nama Yesus
Tahun berlalu,
Dauri meninggalkan dunia ini
Arwahnya bertemu Tuhan di gerbang sorga
Tuhan berkata
“Maaf, Aku tidak mengenalmu.”
Mojokerto,
7 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar